Monday, March 30, 2015

[MAZDA] Cara Mudah Setting AFR

AFR adalah Air to Fuel Ratio, perbandingan udara dan bensin untuk karburator. Ada 3 kondisi AFR :

LEAN :
Bensin kurang, akselerasi dan tenaga loyo tapi bensin irit. Ditandai dengan busi berwarna putih.

OPTIMAL :
 Pada AFR yang optimal maka proses pembakaran pun optimal dan mestinya power yang dihasilkan pun maksimal. Ditandai dengan busi berwarna merah bata.

RICH :
Bensin berlebih maka akselerasi lebih bagus, lebih bertenaga, bensin boros. Ditandai dengan busi berwarna hitam.

Disebut cara mudah karena hanya muter2 baut setelan udara sambil lihat RPM meter. Nah susahnya bagaimana mendapat RPM meter ini :D . Untuk RPM meter dapat digunakan pengukur frekuensi pada multimeter atau rpm meter motor yang 3 kabel.

1. Hidupkan mesin. Pasang multimeter pada Hz (DC atau AC sama saja).


2. Pasang kabel hitam (-) multimeter pada (-) accu.Pakai penjepit buaya.


3. Pasang kabel merah (+) multimeter pada coil, jangan yang ke distributor (delco) yah :D.. itu ribuan volt!. Pakai penjepit buaya juga.


Kalau dititik ini tegangan sekitar 11 volt :


Sementara tegangan di accu adalah hampir 14 volt :


Karena males bongkar filter udara yang berarti bongkar strutbar, saya pakai obeng testpen yang panjang:


Awalnya terbaca sekitar 20 Hz, obeng saya putar berlawanan arah jarum jam pelan-pelan. Tapi tidak ada perubahan signifikan.. malah kadang terbaca turun jadi 19-18 Hz. Putaran obeng saya balik, jadi searah jarum jam. Dan benar saja nilai  frekuensi naik terus hingga maksimal sekitar 25 Hz. Saat ditambah pelan-pelan malah turun, saya putar balik setengah putaran dan stabil pada 25 Hz.

Mas dari tadi kok ngomongin Hz,, katanya RPM :p .

Qiqiqiqiqiqi... Hz itu satuan "putaran perdetik" sedangkan RPM adalah "putaran permenit". Mestinya 1 Hz = 60 RPM CMIIW. Terus apakah 20 Hz = 1200 RPM ? Ya kalau untuk silinder tunggal....2 TAK :D. Untuk 4 tak maka 20 Hz = 2400 RPM.

Hz yang terukur adalah signal pulsa/spike yang dikirim ke busi via delco. Untuk 4 silinder dengan asumsi tiap 2 silinder bekerja pada posisi yang sama, maka bisa jadi 20 Hz = 1200 RPM. Wes bingung toh :D .

Intinya penggunaan frekuensi meter hanya untuk melihat perubahan yang terjadi bukan untuk mengukur RPM sesungguhnya. RPM sesungguhnya bisa dihitung sesuai dengan konfigurasi mesin (2 cylinder? 3 cylinder ? 4 cylinder? 2 tak? 4 tak?).

Sementara pada settingan AFR cukup dibutuhkan informasi kenaikan/penurunan putaran mesin. Jadi pada setting AFR bisa saja dilakukan mengandalkan pendengaran. Putaran 20 hz dan putaran 25 hz memang terasa beda sekali bedanya. Masalahnya apakah perubahan 20 hz ke 21, 22 Hz terasa telinga? Apakah penurunan 25 Hz ke 24 Hz terasa di pendengaran? :)

Nah kalau tidak ada multimeter frekuensi dapat digunakan rpm motor yang 3 kabel. 2 kabel terhubung ke (+) dan (-) accu. Satu kabel lainnya pada masukan coil.


Update Senin 27 oktober 2014

RPM = (30 x jumlah langkah x Hz busi x jumlah koil) / jumlah silinder

Untuk mesin 4 tak dengan  1 koil dan 4 silinder maka :

RPM = (30 x 4 x Hz busi x 1) / 4 = 30 x Hz busi

Jadi untuk 20 Hz = 600 RPM dan 25 Hz = 750


5 comments:

  1. keren nih, inspiratif banget

    ReplyDelete
  2. Bagusnya untuk vantrend setting frekuensinya brp om?

    ReplyDelete
  3. idle non ac sekitar 800 RPM. Idle pakai AC sekitar 1000 RPM. Tinggal dihitung Hznya = 800/30 dan 1000/30

    ReplyDelete
  4. Mantap om smisal asang indikator afr dihubungkan ke koil bisa jg om

    ReplyDelete
  5. Terima kasih. Bagus sekali artikelnya. Untuk perhitunga idle pada contoh diatas kenapa 800 dan 1000 dibagi 30?

    ReplyDelete